Menurutku, sebagian tanah kita untuk lahan pertanian sudah tidak subur lagi. Pupuk kandang sebagai pupuk organik pelan-pelan sudah mulai ditinggalkan para petani. Sebenarnya para petani Indonesia sudah mengenalnya sejak ratusan tahun yang lalu. Pupuk kandang sebagai pupuk organik sudah dipraktekkan oleh para leluhur kita untuk memperbaiki struktur tanah. Dan di kala itu, pertanian sungguh-sungguh menghasilkan panenan yang baik sekali serta ramah lingkungan.
Namun setalah terjadi revolusi hijau, petani lebih suka dengan pupuk buatan karena praktis penggunaanya, jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pupuk organik (pupuk kandang). Harganya lebih murah dan mudah diperoleh. Saat ini pada umumnnya petani sangat tergantung dengan pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian.
Kita berharap bahwa di masa yang mendatang para petani menyadari akan dampak negatif dari aplikasi pupuk buatan, dan setelah melihat dampak negatif terhadap lingkungan, petani harus kembali kepada pertanian yang konvensional yakni pertanian organik.
Seperti kita ketahui bahwa pupuk kandang berasal dari kotoran hewan. Kotoran hewan ini banyak dijumpai di desa-desa karena pada umumnya petani suka memelihara hewan piaraan seperti ayam, kambing, sampi atau pun kerbau. Kotoran hewan inilah yang dijadikan pupuk organik.
Ternyata pupuk kandang juga mengandung unsur makro dan mikro. Unsur hara makronya antara lain fosfor (P), Nitrogen (N), serta kalium (K). Sementara unsur mikronya antarara lain kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan hara mirko lainnya. Konon, kandungan nitrogen dalam urin hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran padat.
Pupuk kandang bermanfaat menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan-bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal.
Sementara itu, pupuk kandang yang siap aplikasi tidak berbau. Artinya baunya sudah berkurang. Jika masih berbau, maka pupuk itu belum siap dipakai, Dan kalau toh harus dipakai, bisa juga menghambat pertumbuhan tanaman.
Apabila pupuk kandang ini disiram dengan pupuk cair dengan kandungan mikroba seperti Dinosaurus, maka kedua pupuk ini akan saling membantu untuk menyuburkan tanah. Pupuk hayati Dinosaurus sangat membantu mengurai tanah karena kandungan pupuk ini adalah mikroba lengkap. Oleh karena itu pupuk kandang dan pupuk hayati Dinosaurus sangat chemistry dalam perpupukan. Keduanya sangat menunjang pertanian atau perkebunan organik. Pupuk hayati Dinosaurus juga mengandung unsur hara makro atau mikro dan ada tambahan satu lagi yakni ada kandungan anti pathagoen yang mampu melawan hama.
Hayo kembali ke pupuk organik di mana pupuk kandang sebagai unsur dasar pupuk sangat ramah lingkungan. Hasilnya umumnya meningkat, dan hasil produksinya sangat sehat. Kalau produksinya sehat, maka ini juga akan berdampak terhadap kesehatan manusia. Seharusnya ini menjadi cita-cita kita semua agar pertanian meningkat, tanah sehat sehingga tetapi subur, dan tidak merusak lingkungan. Dan produksinya pun sehat. Kita harus menjaga kelestarian tanah agar tetap sehat, dan tidak rusak karena pemakaian kimia dan pestisida yang berlebihan. Jika setuju informasikan ke teman-teman yang lain untuk kembali ke pertanian organik seperti zaman leluhur kita.- Salam dino.-***