Apakah ciri pertanian tidak produktif? Menurut beberapa informasi, sejak tahun 90 an, kerusakan lingkungan semakin parah. Ada berbagai keluhan dari petani seperti tanah menjadi keras, tanah terasa panas, sukar diolah, produksi menurun, serangan hama yang bertubi-tubi, serta gagal panen. Menurut lembaga penelitian pertanian sebagaimana dilaporkan bahwa sebagian besar tanah pertanian Indonesia dianggap sudah rusak. Kerusakan itu dicirikan oleh rendahnya kandungan tanah organik, tanah yang mengeras dan memadat, sukar diolah. Erosi yang meningkat dan produktivitas tanah yang menurun.
Memang berbagai upaya untuk memperbaiki kondisi tanah serta mengurangi pencemaran lingkungan serta untuk meningkatkan produksi pangan. Upaya apa saja untuk mengatasi masalah ini? Yang bisa dilakukan adalah mengembalikan kesehatan dan kesuburan tanah serta meningkatkan produktivitas tanah adalah penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati sekaligus mengurangi volume pemakaian pupuk kimia. Pupuk organik memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Tanah yang tadinya keras dan sukar diolah, kemampuan tanah dalam menahan air yang kurang, aktivitas dan keragaman biota yang rendah dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan organik. Selain itu, penggunaan pupuk organik meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman, penyerapan unsur hara ditingkatkan dengan menggunakan mikroba tanah yang bermanfaat melalui penggunaan pupuk hayati (biofertilizer). Pupuk organik ditingkatkan kualitasnya dengan menggabungkannya dengan pupuk hayati untuk menghasilkan pupuk organik hayati (bio-organic fertilizer). Pengurangan takaran (volume) pupuk kimia dan peningkatan penggunaan pupuk organik hayati merupakan kebijakan yang sangat diharapkan. Mikroba (bakteri) tanah dapat dikelola untuk melindungi tanaman dari hama dan penyakit sehingga penggunaan pestisida kimia dapat dikurangi.
Baca juga Bagaimanakah mekanisme pupuk organik hayati?
Lahan tanah yang sudah terlanjur terkontaminasi oleh berpagai polutan yang sukar dirombak atau pencemaran pestisida dapat disehatkan kembali dengan menggunakan mikroba tanah melalui proses “bioremediasi “ tanah. Untuk itu, kualitas pupuk organik harus ditingkatkan dengan menambahkan pupuk hayati sehingga diperoleh pupuk organik hayati (bio-organic biofertilizer). Demikian sedikit informasi tentang ciri pertanian tidak produktif sehingga sulit untuk sehat dan subur kembali.-***
Ping-kembali: Bagaimana trend ke depan tentang pupuk organik – Pupuk Hayati Dinosaurus