Padi dalam pot

Teknik Budidaya Tanaman Padi di dalam Pot

Lahan sempit kini bukan masalah bagi Anda. Sebab, Anda pun dapat memiliki tanaman padi di dalam pot! Ini akan membuat Anda mampu memenuhi kebutuhan pangan keluarga.

Nasi masih menjadi salah satu makanan pokok terfavoritnya orang Indonesia. Oleh karena itu, kebutuhan beras nasional sangat tinggi.

Ketika panen beras terhambat karena bencana alam ancaman kenaikan harga, Anda tak perlu khawatir. Kini, Anda bisa menanamnya sendiri. 

Kelebihan Budidaya Tanaman Padi di dalam Pot

Berbeda dengan budidaya di lahan perhatian konvesional, menanam padi di pot jauh lebih efisien. Lahan yang harus dikelola lebih sempit sehingga membutuhkan waktu lebih sedikit.

Kebutuhan pupuk dan pengairannya pun juga lebih irit. Agar pertumbuhan tanaman padi Anda optimal, gunakan pupuk organik hayati Dinosaurus. Padi Anda akan tumbuh lebih subur.

Baca juga: 5 Tanaman Perdu untuk Mempercantik Rumah Anda

Langkah-langkahnya

Persiapan Alat dan Bahan

  • Pot atau wadah besar: Gunakan pot dengan kedalaman minimal 30 cm untuk ruang akar.
  • Media tanam: Gunakan campuran tanah, kompos, dan pupuk organik.
  • Benih padi: Pilih benih padi yang berkualitas dan sesuai dengan kondisi iklim setempat.
  • Air: Pastikan ketersediaan sumber air bersih yang cukup karena tanaman satu ini menyukai air.

Penyemaian Benih

  • Rendam benih padi dalam air selama 24–36 jam.
  • Anda bisa melakukan persemaian 25 hari sebelum masa tanam.
  • Benih kemudian diperam dalam kertas koras selama 24 jam.
  • Pindahkan benih ke pesemaian.
  • Hati-hati, benih yang disemai tidak dibiarkan terendam sepenuhnya karena kecambahnya dapat terinfeksi patogen.

Pemindahan Bibit ke Pot Besar

  • Setelah bibit tumbuh sekitar 10–15 cm, pindahkan ke pot besar.
  • Isi pot dengan media tanam hingga 2/3 bagian, lalu buat lubang kecil untuk menanam bibit.
  • Tanam bibit padi dengan jarak 10–15 cm antara satu dengan yang lain.

Pemeliharaan

  • Penyiraman: Jaga media tanam tetap lembab, tapi tidak tergenang air. Siram 1-2 kali sehari tergantung cuaca. Pastikan drainase pada pot juga memiliki kualitas yang baik.
  • Pemupukan: Berikan pupuk organik hayati Dinosaurus untuk pilihan bijak tanaman di rumah Anda.
  • Penyiangan: Bersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman padi untuk mencegah persaingan nutrisi.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Amati tanaman secara rutin untuk mengidentifikasi hama atau penyakit. Gunakan pestisida alami atau pestisida kimia sesuai kebutuhan, dengan mengikuti petunjuk penggunaan.

Pemanenan

Padi siap dipanen setelah 3–4 bulan atau saat bulir padi berwarna kuning keemasan. Potong batang padi sekitar 10–15 cm dari pangkalnya dan jemur di bawah sinar matahari hingga kering.

Dengan metode ini, Anda dapat menanam padi di area terbatas dan menikmati hasil panen sendiri.

Baca juga: Mengenal Oshibana, Seni Mengeringkan Bunga untuk Dekorasi Rumah

Risiko Menanam Padi

Salah satu risiko ketika menanam padi adalah padi yang rebah karena angin kencang maupun curah hujan tinggi. Dampaknya, proses perkembangan bulir padi akan terganggu.

Selain itu, tanaman padi yang terlalu subur juga punya risiko mengalami rebah. Sebab, isi bulir padinya terlalu banyak sehingga tanaman padi condong ke tanah.

Di sinilah peran penting pupuk organik hayati untuk tanaman padi Anda. Pupuk seperti ini dapat memperkuat batang tanaman padi. 

Pilih juga varietas tanaman padi yang tidak terlalu tinggi dan tahan terhadap genangan. Jika masih berisiko, Anda dapat menempuh cara lain.

Ketika tanaman padi berumur 45–50 hari, potong ujung daunnya sepanjang 10–15 cm. Pemotongan ini adalah upaya mengurangi beban pada tanaman padi.

Chinese (Simplified)EnglishIndonesian
×