Jumat lalu(29/8/2019), kami bertemu dengan serang petani bernama Mang Apep dari desa Maleber, dusun Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Mang Apep ini telah berhasil panen sawi, kol, daun barang dengan menggunakan pupuk hayati Dinosaurus. Ia merasa sangat menyesal mengapa kok tidak pernah pakai pupuk hayati Dinosaurus ini sejak dulu. Setelah berhasil mangaplikasikan pupuk hayati Dinosaurus, saat ini dengan penuh semangat tinggi, ia akan menggunakan pupuk hayati ini. Menurutnya, pupuk cair Dinosaurus ini luar biasa. Pertama, setelah menggunakan pupuk ini ia hasil panennya bersih dari hama. Hampir tidak ada cacat seperti sewaktu menggunakan pupuk kimia. Yang kedua, hasil panenannya jauh lebih cepat dua minggu dibandingkan dengan menggunakan pupuk buatan.
Mang Apep ini menggarap kebun sayur di daerah lereng Gn. Gede. Jika kita kunjungi lokasi itu, maka sejauh mata memandang adalah perkebunan teh, kebun sayur kol, wortel, cabai, wortel, kentang, dll. Hampir seluruh lokasi lereng Gn.Gede adalah lahan pertanian dan perkebunan. Sementara lokasinya cukup dingin, kaena berada di lereng Gunung Gede.
Di antara para petani di sekitar lereng Gunugn Gede, mang Apep adalah seorang petani sayur sawi, daun bawang, kol dan juga kentang. Ia menjadi seorang petani yang beruntung karena mendapatkan kesempatan untuk mempergunakan pupuk cair yg belum dikenal sama sekali sebelumnya. Semula ia ragu dengan pupuk cair itu. Tapi ia memberanikan diri untuk mencobanya. Dan ia mau mengikuti petunjuk sang pemberi pupuk untuk dicobanya. Petunjuk yang disampaikan itu, antara lain adalah pertama lahannya itu harus dipupuk dengan pupuk kandang.Maka disebarkanlah pupuk kandang khususnya dari kotoran ayam. Kedua, disiramlah dengan pupuk hayati cair. Setelah disiram 2 hari, ditanamlah daun bawang dan sawi putih.
Untuk lahan seluas 300 m2, ditanamlah sawi putih. Lahan ini sebelum pakai pupuk hayati cair Dinosaurus menghasilkan 16 karung. Tapi setelah mengaplikasikan pupuk Dino, hasilnya sangat meningkat menjadi 34 karung. Sawi putihnya bagus sekali tidak diserang hama. Dia sekarang ini menyebutnya sawi “dino”. Tentu penamaan ini bukan tanpa alasan. Karena berkat pupuk Dino, tanaman sawinya luar biasa.
Sementara itu Mang Apep juga tanam sawi tanpa pupuk Dino. Tapi saat ini masih belum panen, dan hasilnya tidak sehebat dengan yang pakai pupuk Dino. Tanaman sawinya dengan pupuk lebih cepat 2 minggu lebih awal dari pada yg tidak pakai pupuk Dino.
Selain menanam sawi Mang Apep juga tanam daun bawang. Hasilnya luar biasa. Biasanya umur daun bawang, paling banter 90 hari, tapi saat ini umur 120 hari masih hijau dan akan dijadikan bibit selanjutnya. Saat ini sudah ditawar dengan harga yang tinggi, tapi dengan alasan untuk pembibitan, daun bawangnya tidak dijual, walau pun para petani lainnya ingin membayar dengan harga yang cukup mahal. Ketika kami mengunjungi lahan daun bawangnya memang masih nampak hijau dan daunnya besar-besar.
Setelah melihat hasil panen sawi itu, Mang Apep semangat sekali menggunakan pupuk ini. Ia merasa diberikan anugerah yang luar biasa. Dan ia berjanji akan membantu petani lain agar memakai pupuk cair pembenah tanah sekaligus penyubur tanah pupuk hayati Dinosaurus. Selamat ya Mang Apep.-***