Vanili adalah salah satu tumbuhan penghasil vanili bubuk yang kerap dimanfaatkan sebagai pengharum makanan. Tanaman ini masuk ke dalam kategori rempah-rempah yang dahulu banyak ditemukan di Meksiko.
Tanaman vanili memiliki nama latin Vanilla planifolia, begitu diminati pasar global bahkan Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor vanili terbesar di dunia. Hal itu terbukti ketika Indonesia mampu memasok dua pertiga kebutuhan tanaman ini di dunia.
Potensi budidaya vanili
Vanili juga disebut sebagai emas hijau atau harta karun hijau dari nusantara, karena merupakan komoditas perkebunan yang pontensial dalam menyumbang ekspor rempah Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia, harga vanili tertinggi terjadi di tahun 2018 yakni mencapai 650 USD per kilogram. Mengutip laman Vanili Indonesia, tahun 2022 harga vanili kering diprediksi bisa menyentuh Rp5,2 juta per kilogram dan harga vanili basah mencapai Rp600 ribu per kilogram.
Dari tingginya harga tersebut, sayangnya belum banyak petan yang membudidayakan tanaman polong-polongan ini secara maksimal. Beberapa kendala dalam budidaya vanili yaitu pemilihan varietas yang tidak sesuia, budidaya kurang optimal dan penanganan pasca panen yang kurang tepat.
Lantas seperti apa budidaya vanili agar tumbuh optimal? Simak ulasan berikut ini yang dilansir dari berbagai sumber.
- Syarat tumbuh
Pertumbuhan tanaman polong ini dipengaruhi oleh dua faktor yakni iklim dan jenis tanah. Iklim yang cocok untuk budidayanya yaitu pada suhu 18-23 derajat celcius, kelembaban udara sekitar 60-80 persen.
Kemudian curah hujan antara 1.500-2.000 dengan jumlah hari hujan 80-178, radiasi sinar matahari yang sesuai adalah 30-50 persen, serta lamanya musim kering yang sesuai 2-3 bulan dengan curah hujan kurang dari 100 mm per bulan.
Jenis tanah yang disukai tanaman vanila yaitu subur dan gembur, di mana mengandukng bahan organik yang tinggi. pH tanah sekitar 5,5 sampai 7, pembukaan lahan di saat musim hujan sangat disarankan agar tanah bisa segera di tanami. Selanjutnya memiliki drainase dan porositas tanah yang baik.
- Pemilihan bibit
Kementerian pertanian (Kementan) telah mengeluarkan dua varietas unggul vanili di antaranya varietas Vania 1, yang mampu menghasilkan sekitar 2,1 ton per hektare dengan kadar vanilin terkandung mencapai 2,808 persen.
Kedua adalah varietas Vania 2, di mana mampu menghasilkan sekitar 1,8 ton per hektare dengan kadar vanilin terkandung mencapai 2,983 persen. Kedua varietas tersebut memiliki produktivitas yang tinggi, maka bisa menjadi pilihan pembudidaya.
- Penanaman
Penanaman dapat dilakukan baik di pekarangan maupun di pot, sebelum menanam tanah perlu diberi pupuk organik lebih dahulu agar tanaman bisa tumbuh dengan optimal. Untuk memastikan aerasi yang baik perlu adanya guludan agar air dapat mengalir dengan baik.
Buat lubang tanaman pada guludan dan tanam vanila di lubang tersebut, lalu tancapkan tiang penyangga dekat tanaman. Namun bila budidaya di pot, tanah perlu dicampur dengan pupuk kandang dan sekam dengan perbandingan 2:1:1. Tanam stek pada pot dan berikan tiang penyangga.
- Merawat tanaman
Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi tanah dimana tidak terlalu kering juga tidak terlalu basah. Pemberian mulsa atau bahan organik diperlukan, mengingat tanaman ini tidak tahan akan kondisi kekeringan.
Pemangkasan tanaman terbagi menjadi tiga cara di antaranya pangkas bentuk, produksi dan peremajaan. Pemangkasan bentuk yakni memotong ujung tanaman sepanjang 15 cm yang dilengkungkan dan menyisakan tiga cabang terbaik.
Pemangkasan produksi, dilakukan saat tanaman berusia 24-36 bulan di mana usia ini tanaman mulai berbunga dan pemangkasan dilakukan agar bisa terangsang. Peremajaan, dilakukan setelah panen untuk merangsang tunas baru.
Tanaman yang dibudidayakan secara organik perlu diberi pupuk dengan intensitas 5-10 kilogram per pohon di awal musim penghujan. Sementara pupuk daun diberikan 1-2 minggu sekali dengan dosis 8-10 gram per liter air.
- Pemanenan
Buah vanili umumnya dapat dipanen ketika tanaman berusia dua sampai tahun setelah tanam. Pemanenan dilakukan dalam jangka waktu satu tahun sekali dengan masa panen dua hingga tiga bulan penuh. Polong yang siap panen terlihat dari warnanya yang hijau dengan pucuk berwarna kuning.
Baca Juga : 5 Tips Menanam Bunga di Rumah untuk Pemula, Mudah!