Pohon ara (tin) tambulampot

Pupuk Hayati dan Hobi Tambulampot

Hobi Tambulampot (tanaman buah dalam pot) akhir-akhir ini mulai banyak dicari orang. Banyak orang ingin memanfaatkan waktu yang akhir-akhir ini lebih banyak berada di rumah karena wabah virus corona (Covid-19) yang saat ini tidak hanya mewabah di Indonesia tapin juga hampir seluruh dunia.  Dampak dari  pandemi ini sangat dahyat dan bahkan telah memporakporandakan sendi-sendi ekonomi dan kesehatan di seluruh dunia. Dunia dilanda resesi akibat pandemi.

Namun demikian, banyak orang tidak mau berpangku tangan saja, tapi lebih memberdayakan daya kreativitas untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya atau sesamanya. Salah satu kreativitas yang  saat ini ngetrend  adalah  memberdayakan lahan yang sempit dengan menanam pohon buah di dalam pot. Saat ini banyak pecinta tanaman mulai mengadakan pembibitan  tanaman buah yang banyak digemari seperti  jambu madu Deli, jambu lilin, tanaman alpukat (avocado), jambu jamaika, jambu kristal, dan banyak lagi.  Karenanya hobi tambulampot mulai berkembang di mana-mana dan tidak ada salahnya jika sebelum mengerjakan tambulampot kita lakukan  preconditioning untuk tanaman buah dalam pot ini.

Aktivitas awal.

Bagaimana aktivitas awal sebelum tanam? Atau apa saja  yang dibutuhkan dalam praktisi tambulampot ini?. Apakah kita akan menggunakan pot yang besar yang memungkinkan  kita bisa bertanam pohon buah yang lumayan besar, atau mau mempergunakan planterbag yang saat ini mulai dicari orang karena dengan planterbag,  tanaman bisa  dengan mudah dipindahkan ke mana saja, Bahkan planterbag ini memiliki berbagai ukuran kecil, sedang dan besar. Aktivitas berikutnya adalah mencari media tanam, pupuk kandang atau kompos, dan  sebagai boosternya pakai pupuk hayati pembenah tanah seperti pupuk  cair hayati Dinosaurus yang sudah cukup teruji di mana-mana. Penyiraman pupuk hayati Dinosaurus dilakukan minimal dua minggu sekali pada tambulampot.

Ini testimoni dari saya pribadi. Saya pernah tanam buah dalam pot yakni tanaman matoa yang berasal dari Papua. Saya beli secara online, dan kemudian  saya pindahkan ke dalam pot.  Waktu awalnya segar  hijau menyenangkan, tapi lama-kelamaan kok daunnya menguning, layu dan  kering, dan nampaknya mau mati.  Nampaknya diserang hama, karena saya pakai pot yang bekas tanamannya layu dan mati. Terus  saya bertanya dalam hati kenapa sekarang kok mau mati Pada hal bibitnya cukup bagus. Tahu apa yang saya lakukan? Saya tuangkan satu botol pupuk cair hayati Dinosaurus sekitar 250 cc tanpa dicampur air.  Sudah 2 kali saya siramkan  pupuk Dinosaurus. Saya pikir tanaman matoa saya mati. Hasilnya apa? Saat ini  sudah tumbuh tunas baru,  dan daun yang kering itu nampak sehat. Di tengahnya masih ada nampak hijau sehat, bukan hijau tidak sehat.  Ini juga  terjadi pada tanaman obat keluarga  (Toga) tanaan handeuleum. Sudah mau mati, tapi kemudian saya berlakukan seperti tanaman matoa, sekarang ini sehat, tidak layu lagi dan nampak segar.

Oleh karena itu, kami mengajak para pecinta tambulampot dalam praktek pemupukan memakai pupuk kandang dan pupuk hayati Dinosaurus untuk menyuburkan tanah. Karena dengan media tanah yang subur, tanaman cepat berbuah yang dapat dinikmati tidak hanya oleh pemiliknya tapi juga sesama. Dan sekiranya ada tanaman yang layu  seperti  terserang hama, tidak usah takut menyiram tanamannya dengan pupuk Dinosaurus yang lebih kental dan lebih banyak seperti  yang saya alami. Salam sehat***/js.

Baca juga Bagaimanakah Pola Tanam Tumpang Sari?

1 komentar untuk “Pupuk Hayati dan Hobi Tambulampot”

  1. Ping-kembali: Pupuk Hayati Sebagai Penyedia Unsur Hara Tanaman - Pupuk Dinosarus

Komentar ditutup.

Chinese (Simplified)EnglishIndonesian
×