Urban Farming, Memenuhi Kebutuhan Pangan di Tengah Sempitnya Lahan Perkotaan

Akibat pandemi Covid-19, ada tren baru yang muncul di kalangan masyarakat perkotaan. Hobi baru ini muncul karena orang-orang merasa bosan harus di rumah saja. Ini adalah hobi yang positif dan ramah lingkungan, loh! Kamu juga bisa menjalani hobi ini.

Apa yang dimaksud dengan konsep urban farming?

Urban farming adalah usaha pertanian di perkotaan dengan memanfaatkan lahan-lahan terbuka di sekitar masyarakat, tak hanya fokus pada menanam dan memanen tanaman pangan saja. Urban farming juga termasuk distribusi bahan pangan di daerah perkotaan.

Anda dapat menanam beberapa tanaman berikut ini di rumah

  • Bawang merah;
  • Bawang putih;
  • Cabai;
  • Tomat;
  • Daun bawang;
  • Daun jeruk;
  • Kangkung;
  • Bayam;
  • Selada;
  • Sawi;
  • Worte;
  • Sawi hijau; dan
  • Terong.

Apa saja yang termasuk urban farming?

Menurut Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian, ada tiga  jenis urban farming yaitu:

Vertikultur

Vertikultur adalah cara bertanam dengan menempatkan media tanam secara vertikal. Teknik bertanam ini cocok untuk Anda terapkan di lahan sempit. Anda juga dapat menggunakan wadah bekas sebagai media tanam. Contohnya dengan botol, kaleng, karung, hingga pipa paralon. Kelebihannya adalah

  • Penggunaan lahan yang efisien;
  • Lebih hemat penggunaan pupuk dan pestisida;
  • Mudah dipindah, karena tanaman berada dalam wadah; dan
  • Mudah dirawat.

Anda dapat menerapkan tiga model vertikultur berikut ini:

Vertiminaponik

Vertiminaponik yaitu menanam tanaman secara vertikal dengan pot talang plastik. Pada model ini, Anda juga mengintegrasikannya dengan budidaya ikan. Media tanamnya adalah batu zeolit dan kompos. Kotoran ikan berfungsi menjadi nutrisi bagi tanaman.

Walkaponik

Walkaponik mirip dengan vertiminaponik. Yaitu, sama-sama mengintegrasikan pertanian vertikal dengan budidaya ikan. Media tanamnya juga batu zeolit dan kompos. Perbedaannya adalah, pada walkaponik pot-pot disusun seperti rak yang tinggi. 

Wall gardening

Wall gardening sangat tren, loh, di kalangan penggemar urban farming. Anda juga dapat melakukannya. Pertama, gunakan dinding kosong di rumah Anda. Lalu Anda dapat memilih beberapa model wall gardening di bawah ini:

  1. Model terpal

Anda menggunakan terpal sebagai wadah tanam. Terbal dibentuk kantong-kantong, seperti wadah sepatu. Media tanamnya adalah tanah, sekam, dan pupuk organik. 

  1. Model paralon

Anda dapat menggunakan paralon bekas atau bambu yang dilubangi sebagai wadah tanam. Media tanamnya juga sama yaitu tanah, sekam, dan pupuk organik.

  1. Model pot plant

Anda menanam tanaman menggunakan pot. Namun, pot disusun di dinding dengan rangka dari kayu atau besi. Media tanamnya adalah tanah, sekam, dan pupuk organik.

  1. Model partisi

Berbeda dengan tiga jenis wall gardening lainnya, pada model partisi tanaman Anda terlihat lebih estetik. Tanaman disusun dengan model partisi. Selain disusun dengan cantik, media tanamnya juga berbeda yaitu cocopeat dan pupuk organik.

Akuaponik

Dalam vertikultur, budidaya ikan yang dilakukan berskala kecil. Pupuk yang digunakan harus pupuk organik sehingga tidak berbahaya bagi ikan. Namun, dalam akuaponik, budidaya ikan yang dilakukan berskala besar. Kolamnya besar dan tanaman yang berada di atas kolam lebih sedikit.

Tanaman yang berada di atas kolam berfungsi sebagai filter yang menyerap kotoran ikan. Sebab, kotoran ikan yang terlalu menumpuk di kolam dapat menjadi racun. Kotoran tersebut diserap oleh tanaman untuk menjadi pupuk. Sebaliknya, tanaman menjadi penyedia oksigen bagi ikan.

Media tanam yang umum digunakan dalam akuaponik adalah rockwoll, gabus filter akuarium, atau spon. Wadahnya dapat menggunakan paralon yang dilubangi.

Hidroponik

Hidroponik ditemukan pada 1936 oleh Dr. Wiliam Frederick Gerickle. Hidroponik menggunakan sistem irigasi tetes dan hemat pestisida. Selain itu, tanaman juga jarang terserang hama dan penyakit. Pada cara bertanam hidroponik, media tanah digantikan oleh air.

Syarat keberhasilan hidroponik adalah ketersediaan air. Dalam hidroponik Anda dapat menanam tanaman pangan, tanaman obat, maupun tanaman hias. Anda dapat menggunakan media tanam

  • Rockwool;
  • Cocopeat;
  • Arang sekam; atau
  • Perlite;

Apa keuntungan dari urban farming?

Meningkatkan ketahanan pangan

Ketahanan pangan adalah ketersediaan bahan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Mutu bahan pangan tersebut harus baik, aman dikonsumsi, tersedia secara merata, dan terjangkau.

Dengan melakukan urban farming, Anda membantu meningkatkan ketahanan pangan di lingkungan. Anda dapat mengonsumsi sendiri tanaman pangan tersebut, memberikannya kepada tetangga, atau menjualnya.

Meningkatkan konsumsi bahan pangan yang segar

Jika Anda tinggal di daerah yang jauh dari lahan pertanian, Anda tetap dapat menyantap makanan segar. Caranya adalah dengan menanamnya sendiri di rumah. Anda dapat menanam sayuran dan buah untuk dikonsumsi oleh keluarga.

Meningkatkan konsumsi bahan pangan organik

Mayoritas urban farming menerapkan sistem pertanian organik. Bila harga bahan pangan organik mahal, Anda dapat menanamnya sendiri. Anda pun dapat mengonsumsi buah dan sayuran organik langsung dari kebunnya. Rasanya juga lebih enak dan lebih sehat.

Baik secara fisik dan mental

Merawat tanaman berdampak pada Anda baik secara fisik dan mental. Dengan memiliki urban farming, Anda pun banyak bergerak secara fisik terutama di bawah sinar matahari. Secara mental, merawat tanaman apa pun jenisnya baik untuk menekan stres. Anda pun jadi lebih bahagia.

Meningkatkan kualitas lingkugan

Bercocok tanam dapat mengurangi polusi pada lingkungan Anda. Udara pun jadi lebih segar. Ini penting, terutama bila Anda tinggal di daerah padat penduduk di perkotaan. 

Apa perbedaan urban farming dengan pertanian umum?

Pertanian umum di lahan pedesaan jauh lebih luas. Fokus utamanya adalah hasil panen yang tinggi. Sebaliknya, urban farming berfokus pada manusia di perkotaan. Mengelola urban farming membuat manusia menjadi lebih sehat. Akses bahan makanan segar juga menjadi lebih mudah. Namun, hasil panennya memang jauh lebih sedikit.

Chinese (Simplified)EnglishIndonesian
×