Kesehatan itu tidak semata monopoli kesehatan manusia. Semua makluk hidup membutuhkan kesehatan. Demikian pula tanah tempat tumbuhan hidup perlu tanah yang sehat. Jadi kita harus selalu meningkatkan kesehatan tanah. Bertani dengan tanah yang tidak sehat akan mendapatkan produksi panen yang tidak produktif pula. Semua petani berharap agar tanahnya yang dikerjakannya tetap sehat dan menghasilkan produksi yang sehat pula. Tapi realitasnya tidak demikian.
Tanda-tanda tanah yang tidak sehat antara lain adanya tanaman yang tidak subur (kerdil), kurangnya vegetasi yang tumbuh, kondisi tanahnya yang padat, dan tanda lainnya adalah produksinya terus mengalami kemerosotan. Namun karena keterbatasan pengetahuan, umumnya petani terus menggelontorkan pupuk kimia yang berlebihan. Harapannya antara lain adalah dengan cara begitu akan dihasilkan produk pertanian yang meningkat, tapi justru sebaliknya yakni memperparah kondisi tanah yang makin tidak subur.
Pupuk hayati (bio fertilizer) yang saat ini banyak disebut di dunia pertanian merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan dan kesehatan tanah. Anggaplah sebagai “vaksin” penyembuh tanah yang kurang subur. Yang istimewa dari pupuk hayati itu adalah tidak meninggalkan residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi kesehatan manusia. Yang tak kalah pentingnya juga bahwa penggunaan pupuk hayati tidak hanya meningkatkan kesehatan tanah, tapi menumbuhkan mikroba, mengggemburkan tanah dan menumbuhkan cacing sehingga memacu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman. Ketiadaan pupuk hayati akan berdampak buruk bagi kesehatan tanah. Apabila tanah tidak diaplikasi pupuk hayati, maka tanah akan kekurangan mikroba yang dapat melepas unsur-unsur hara yang terikat dalam tanah.
Selain itu mikroorganisme yang terdapat di dalam pupuk hayati dapat mendegradasikan organik sehingga mampu menyediakan unsur hara yang dapat diserap tanaman dan menghasilkan enzim alami da vitamin yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Dengan demikian bila kekurangan pupuk hayati akan menyebabkan tidak ada mikroorganisme dalam tanah yang dapat membantu proses penggemburan tanah dan mengubah zat menjadi bentuk yang dapat diserap oleh tanaman. Dengan demikian hal ini tentu akan berdampak pula terhadap proses pertumbuhan tanaman.
Menurut para ahli setiap tanaman sekurang memerlukan minimal 16 unsur atau zat untuk pertumbuhannya. Dari 16 unsur tersebut, tiga unsur diperoleh dari udara dan air, sedangkan 13 unsur lainnya diperoleh dari tanah. Untuk memenuhi ke 13, hanya 6 unsur yang diambil tanaman dalam jumlah besar yang disebut dengan unsur makro yaitu N,P, K, S dan Ca dan Mg. Selain mikroba, pupuk hayati “Dinosaurus” juga mengandung unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman, bahkan juga unsur mikronya.
Jadi kita mengerti sekarang, maka pupuk hayati seperti “Dinosaurus” dengan kandungan mikroba banyak dibutuhkan saat ini, karena yang kita kerjakan belum tentu terkandung bakteri yang mencukupi untuk tanaman. Tanaman yang subur karena tumbuh di tanah yang sehat. Para petani harus mengubah mindsetnya untuk kembali kepada pertanian yang sehat dan berdampak pada pertanian yang berkelanjutan untuk membuahkan hasil panenan yang meningkat pula. Mari bertani secara sehat pada dewasa ini dengan pupuk hayati dengan kandungan mikroorganisme yang lengkap seperti pupuk Dinosarusu. Salam sehat.-***/js.
Baca juga: Pupuk Hayati dan Hobi Tambulampot