Yuk, Menanam Melon Hidroponik!

Metode pertanian hidroponik memang sedang sangat digandrungi di dunia pertanian modern. Selain ramah lingkungan, metode ini juga bisa diterapkan ke banyak jenis tanaman, salah satunya melon. Mengingat melon adalah buah musiman, dengan menanamnya secara hidroponik, maka bisa ditanam kapan dan di mana saja. 

Untuk hasil panen melon hidroponik yang memuaskan, tentu saja ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menanam, merawat, hingga memanen. Meski begitu, semua itu bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Budidaya melon hidroponik bahkan bisa menjadi salah satu bentuk bisnis rumahan, lho! Berikut ini adalah informasi lengkap menanam melon hidroponik.

Mempersiapkan Bibit

Dalam menanam melon hidroponik, bibit melon tidak langsung diletakkan di media tanam. Kita perlu menyemainya terlebih dahulu dengan cara merendamnya di dalam wadah berisi air hangat. Jika benih sudah pecah dan berkecambah, wadah bisa diletakkan di bawah sinar matahari langsung selama sekitar 3-5 jam. 

Sambil menunggu, siapkan lahan semai, bisa berupa tisu yang dibasahi, rockwool, gambut, atau sekam bakar. Setelah waktu jemur sudah selesai, barulah benih tadi disebar di lahan semai. Tunggu hingga benih memiliki 4-5 helai daun untuk kemudian bisa dipindahkan ke media tanam hidroponik.

Media Tanam Hidroponik 

Dalam pertanian hidroponik, media tanam disesuaikan dengan jenis tanamannya. Untuk masa awal pertumbuhan buah melon, disarankan menggunakan media tanam hidroponik sistem Nutrient Nutrient Film Technique (NFT), atau dikenal pula dengan media tanam selokan. Bukan selokan yang biasa dijumpai di depan rumah, melainkan selokan buatan dari logam anti karat. Jadi, tanaman diletakkan di dalam selokan berbentuk silinder tersebut untuk kemudian dialiri air yang sudah diberi nutrisi berupa berbagai unsur hara. 

Setelah mencapai usia remaja, tanaman harus dipindahkan lagi ke media tanam sistem Dutch Bucket. Sesuai dengan namanya, sistem ini menggunakan wadah seperti pot yang didalamnya sudah diisi substrat media kering hydroton berupa tanah liat berbentuk kelereng. 

Pemberian Nutrisi 

Pemberian pupuk atau nutrisi pada melon hidroponik menggunakan sistem fertigasi, yatu menyalurkan air berisi nutrisi lewat selang yang dipendam di masing-masing media tanam. Fertigasi dilakukan di beberapa fase dengan takaran yang berbeda tiap fasenya. Hal ini penting dilakukan untuk memaksimalkan keberhasilan panen melon hidroponik. 

Fase awal, atau ketika daun berjumlah 4 helai, nutrisi yang diperlukan sekitar 400 ppm. Fase kedua, yaitu setelah 2 minggu, nutrisi yang dibutuhkan meningkat menjadi 800 ppm. Fase ketiga, yaitu setelah 2 minggu, nutrisi yang harus diberikan menjadi 1.000 ppm. Fase keempat, yaitu ketika sudah berbunga, nutrisi yang diberikan meningkat menjadi 1.200 ppm. Saat tanaman sudah mulai berbuah, atau fase kelima, berikan nutrisi hingga 1.500 ppm. Fase terakhir, saat tanaman sudah berjaring, berikan 1.800 ppm hingga tanama sudah siap panen. 

Perawatan Tanaman

Karena melon adalah jenis tanaman merambat, maka diperlukan pengajiran. Ketika sudah tanaman sudah mencapai 30 cm, ikat di tali atau kayu penopang. Diikat dari bawah hingga atas, tapi jangan terlalu kencang. Pemangkasan cabang dan sulur melon juga perlu dilakukan secara berkala. Sebaiknya dicek setiap hari dan langsung dipangkas jika terlihat sudah tumbuh. 

Perlu pula dilakukan pemotongan tunas secara rutin. Tunas melon yang dipertahankan adalah tunas ke-7 dan ke-9, di samping itu wajib dipangkas agar pertumbuhan buah melon tidak terhambat. 

Masa Panen

Melon hidroponik biasanya sudah bisa dipanen setelah 50 hari atau sekitar 2 bulan. Cara memanennya adalah dengan memotong tangkai buah melon membentuk huruf T.

Baca Juga Tips Sukses Budidaya Jamur Tiram