Pupuk memiliki peran vital dalam industri pertanian. Tanpa pupuk, petani akan kesulitan memenuhi kebutuhan hara pada lahan. Apalagi, kondisi tiap lahan yang berbeda sehingga petani membutuhkan jenis pupuk yang berbeda pula.
Namun, ada banyak sekali jenis pupuk yang beredar di pasaran. Sulit menentukan, mana pupuk yang harus Anda gunakan pada lahan.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengenal beragam pupuk tanaman. Tujuannya agar Anda dapat mengetahui mana pupuk yang perlu Anda gunakan pada musim tanam kali ini. Berikut ini adalah artikel yang membahas secara lengkap beragam jenis pupuk hingga cara penyimpanannya.
Mengenal aneka ragam pupuk
Pupuk berdasarkan sumbernya
Berdasarkan sumbernya, pupuk dibedakan menjadi dua jenis yaitu pupuk yang berasal dari alam dan pupuk buatan manusia. Contoh dari pupuk alam adalah:
- Pupuk kompos
- Pupuk seresah
- Pupuk humus
- Pupuk kandang
Sementara itu, pupuk buatan manusia adalah pupuk yang dibuat di pabrik berskala besar. Pupuk ini menggunakan sumber daya alam terutama mineral-mineral penting bagi tanaman.
Kemudian, bahan baku pupuk akan direkaya sehingga dapat menjadi yang digunakan petani seperti saat ini. Contoh pupuk buatan adalah:
- Pupuk urea
- Pupuk SP
Baca juga: 7 Jenis Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik, Mana yang Terbaik?
Pupuk berdasarkan kandungannya
Berdasarkan kandungannya, pupuk terbagi menjadi dua yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya memiliki satu unsur hara saja. Contohnya adalah:
- Pupuk urea yang hanya mengandung nitrogen
- Pupuk SP yang hanya mengandung fosfor
Sementara itu, pupuk majemuk memiliki beberapa unsur hara di dalamnya. Contohnya adalah:
- Pupuk kandang yang mengandung unsur hara nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, besi, natrium, molibdenum, dan tembaga.
- Pupuk humuas yang mengandung kalsium, kalium, dan magnesium.
Pupuk berdasarkan bentuknya
Berdasarkan bentuknya, ada dua jenis pupuk yaitu pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat dapat langsung ditaburkan pada lahan. Umumnya wujud dari pupuk padat berupa remahan, butiran, atau kristal. Contoh dari pupuk padat adalah:
- Pupuk humus
- Pupuk NPK
Sementara itu, pupuk cair memiliki bentuk cairan yang biasanya disimpan dalam botol atau jerigen. Ada yang dapat langsung diberikan pada tanaman, ada pula pupuk cair yang harus diencerkan dulu. Contoh dari pupuk cari adalah:
- Pupuk organik hayati Dinosaurus
- Pupuk amonia
Pupuk berdasarkan cara penggunaannya
Berdasarkan penggunaannya, pupuk terbagi menjadi dua yaitu pupuk untuk akar dan pupuk untuk daun. Pupuk akar diberikan agar pupuk cepat terserap oleh akar dan berdampak pada pertumbuhan akar. Sementara pupuk daun diberikan melalui stomata (mulut daun).
Pupuk berdasarkan pelepasan unsur haranya
- Fast release
Jenis pupuk fast release memiliki unsur hara yang mudah dan cepat diserap oleh tanaman. Jika pupuk diberikan pada tanaman, maka pupuk dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman. Pupuk dengan jenis fast release contohnya adalah ZA dan KCL.
- Slow release
Berbeda dengan fast release, pupuk dengan jenis slow release melepaskan unsur haranya perlahan-lahan. Unsur hara dilepaskan sedikit demi sedikit, sesuai dengan kebutuhan tanaman. Contohnya adalah pupuk TSP.
Prinsip pemupukan
Pemerintah menganjurkan pemberian pupuk secara berimbang melalui prinsip Lima Tepat yaitu:
- Tepat waktu
- Tepat jenis
- Tepat dosis
- Tepat cara
- Tepat lokasi
Konsep pemupukan secara efektif, berimbang, dan efisien dapat berdampak pada pengoptimalan hasil pertanian. Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pemupukan yang berimbang juga berdampak pada produktivitas dan daya saing hasil pertanian.
Cara memilih pupuk yang tepat
Bagaimana cara Anda menentukan jenis pupuk yang harus digunakan pada lahan pertanian? Berikut ini adalah tipsnya:
- Cari tahu kondisi lahan dan tanaman Anda. Bila daun menjadi kuning dan tanaman menjadi kerdil, artinya tanaman kekurangan nitrogen. Oleh karena itu Anda perlu memberikan pupuk yang mengandung nitrogen. Bila tanaman mudah rendah, artinya tanaman kekurangan kalium. Anda perlu memenuhi memberikan pupuk yang mengandung kalium.
- Berdiskusi dengan petani maupun penyuluh pertanian di daerah Anda. Cari tahu jenis pupuk yang cocok dengan lahan pertanian Anda.
- Pemberian pupuk harus disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman.
- Pada tahap pertumbuhan tunas tanaman membutuhkan banyak nitrogen.
- Pada tahap perkembangan tanaman membutuhkan nitrogen, fosfor, dan kalium.
- Pada tahap pertumbuhan bunga tanaman membutuhkan banyak fosfor.
- Anda dapat memberikan berbagai jenis pupuk sekaligus. Anda dapat memadukan pemberian pupuk anorganik dengan pupuk organik hayati. Pilih pupuk yang dapat memenuhi kebutuhan hara lahan dan tanaman Anda.
- Pupuk organik hayati mengandung mikroba. Penggunaan pupuk organik hayati dapat mengurangi ketergantungan Anda terhadap pupuk anorganik.
- Pastikan bahwa pupuk organik Anda sudah matang. Bila Anda menggunakan pupuk yang belum matang, maka patogen berbahaya dapat mengontaminasi pupuk. Patogen tersebut adalah bakteri, jamur, dan gulma. Akibatnya adalah:
- Pertumbuhan tanaman terganggu
- Tanaman keracunan
- Tanaman kekurangan oksigen dan nitrogen
Cara menyimpan pupuk
Pupuk harus disimpan secara hati-hati agar sifat fisik dan kimianya tidak berubah. Sebab, penyimpanan pupuk yang sembarangan dapat merusak kualitas pupuk. Akibatnya, pupuk tak lagi efisien ketika digunakan.
Oleh karena itu, Anda harus memperhatikan cara menyimpan pupuk.
- Disarankan pupuk di simpan secara terpisah dari benih maupun hasil panen.
- Pupuk organik hayati harus disimpan dalam suhu rendah agar mikroba hidup di dalamnya tidak mati.
- Bila Anda memiliki beberapa jenis pupuk yang berbeda, tiap pupuk harus disimpan terpisah.
- Bila tempat penyimpanan pupuk terlalu kering, pupuk dapat mengeras. Oleh karena itu kelembapan tempat penyimpanan pupuk harus diperhatikan.
Ping-kembali: Apa itu Pertanian Modern dan Apa Perbedaannya dengan Pertanian Tradisional – Pupuk Organik Hayati Dinosaurus