Mengenal 5 Jenis Tanah yang Tepat untuk Anda Bercocok Tanam

Jika Anda ingin bercocok tanam, salah satu hal pertama yang perlu Anda ketahui adalah jenis tanah pada lahan. Ada puluhan jenis tanah di seluruh dunia. Namun, di Indonesia sendiri, ada 18 jenis tanah. Tak semua jenis tanah ini cocok untuk bercocok tanam.

Tanah untuk Bercocok Tanam

Terdapat sekitar 10 jenis tanah yang dapat Anda gunakan untuk bercocok tanam. Ketahui dulu jenis tanah di lahan pertanian atau halaman rumah Anda sebelum mulai menanaminya dengan tanaman.

Pada dasarnya, tanah terdiri dari 

  • Tanah,
  • Air,
  • Bahan mineral, dan
  • Bahan organik.

Baca juga: 7 Jenis Kaktus untuk Taman Kering Minimalis di Rumah Anda

Tanah yang tepat digunakan untuk bercocok tanam perlu memiliki banyak unsur organik. Karakteristik lain yang harus dimiliki tanah untuk lahan bercocok tanam adalah

  • Memiliki Ph <7,
  • Tingkat kelembapannya tinggi,
  • Tak mengeras setelah ditanami,  dan
  • Tak memiliki lapisan padas.

Lapisan padas adalah bagian tanah yang memiliki bahan organik sangat rendah. Selain itu, tanah tersebut telah kehilangan banyak bahan mineral sehingga yang tersisa lapisan pelapukan batuan. Tanah ini tak cocok untuk ditanami apa pun.

Jika tanah pada lahan pertanian atau halaman rumah Anda cocok untuk bertanam, gunakan pupuk organik hayati Dinosaurus. Pupuk ini dapat merawat tanah Anda sehingga tetap kaya akan bahan organik. Pupuk organik hayati Dinosaurus cocok digunakan untuk merawat tanah pada lahan pertanian Anda sehingga tetap subur dan gembur.

Tanah Aluvial

Aluvial dapat Anda temukan di hilir sungai. Ini adalah tanah muda yang terbentuk dari endapan material aliran sungai. Bentuknya seperti lumpur dan biasanya ada di dataran rendah. Kandungan zat harnaya tinggi sehingga cocok untuk bertani. Biasanya tanah aluvial digunakan untuk tanaman pangan. Tanah ini dapat Anda temukan di lahan sawah.

Tanah Organosol

Organosol berasal dari pembusukan bahan-bahan organik. Tanah ini dapat Anda temukan di daerah rawa-rawa atau tempat yang banyak tergenang air. Karena itu, karakteristiknya adalah sangat lembap dan subur. Tanah organosol cocok untuk Anda gunakan bertani. Selain tanaman palawija, tanah organosol juga cocok untuk menanam karet dan kelapa.

Tanah Latosol

Ciri khas dari tanah latosol adalah warnanya yang merah. Tanah ini terbentuk dari pelapukan dengan intensitas yang tinggi. Kandungan besi dan aluminiumnya tinggi. Bagian atasnya cenderung subur karena mengandung humus. Ini berasal dari pelapukan daun-daun yang jatuh dari pohon. Biasanya tanah ini dapat Anda temukan di hutan di Sumatera atau Kalimantan.

Baca juga: 5 Tanaman Sayur yang Bisa Ditanam dalam Pot

Tanah Regosol

Tanah regosol memiliki tekstur yang halus berpasir. Kemampuannya menahan air dan zat hara rendah karena strukturnya yang lepas. Regosol berasal dari pelapukan material akibat letusan gunung berapi yang mengandung pasir dan lahar. Anda dapat menemukan tanah ini di Sumatera dan Nusa Tenggara. Jenis tanah ini cocok untuk menanam palawija, tembakau, dan buah-buahan yang membutuhkan sedikit air.

Tanah Litosol 

Litosol berasal dari pelapukan batuan beku dan batuan sedimen. Tanah ini terbentuk dari perubahan iklim dan aktivitas gunung berapi. Jenis tanah ini cocok untuk tanaman-tanaman besar di hutan. Namun, Anda juga dapat memanfaatkannya untuk menanam palawija. Anda dapat menemukan tanah ini di Sumatera, Jawa, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara. Meski terhitung kurang subur, Anda dapat menambahkan pupuk organik hayati Dinosaurus agar tanah ini lebih produktif.

Chinese (Simplified)EnglishIndonesian
×