Anda dapat melakukan budidaya tanaman singkong di rumah. Caranya mudah, hanya membutuhkan lahan kosong saja di halaman Anda.
Singkong, atau ubi kayu, adalah tanaman yang sangat adaptif terhadap berbagai jenis tanah dan iklim.
Ini menjadikan singkong sebagai tanaman penting di banyak negara tropis termasuk Indonesia. Selain itu singkong adalah salah satu jenis karbohidrat yang populer.
Petani menganggap budidaya tanaman singkong (Manihot esculenta) sebagai usaha pertanian yang cukup mudah dengan potensi keuntungan yang baik.
Namun, Anda bisa membudidayakan tanaman singkong hanya untuk memenuhi konsumsi rumah tangga saja. Bukan karena potensi ekonominya.
Teknik Budidaya Tanaman Singkong
Pemilihan Lokasi
Tanaman singkong tumbuh baik di daerah yang mendapatkan sinar matahari penuh dengan suhu antara 25–30°C. Singkong membutuhkan tanah yang gembur, memiliki drainase baik dan kaya akan bahan organik.
Tanah yang cocok untuk singkong biasanya adalah tanah lempung berpasir yang memiliki pH antara 5,5 hingga 6,5.
Baca juga: Mengenal Ekosistem Hutan Tropis di Indonesia
Persiapan Lahan
Lahan yang akan digunakan untuk budidaya singkong sebaiknya diolah terlebih dahulu dengan cara membajak atau mencangkul sedalam 20–30 cm. Setelah itu, petani membiarkan lahan selama beberapa minggu agar sisa-sisa bahan organik terurai dengan baik.
Anjuran untuk membuat bedengan mampu memudahkan drainase air.
Pemilihan dan Penanaman Bibit
Bibit singkong yang baik berasal dari batang tanaman yang sehat dan berumur sekitar 10–12 bulan. Potong batang dengan panjang sekitar 20–25 cm dengan 4–6 ruas.
Penanaman dilakukan dengan memasukkan 2/3 bagian batang ke dalam tanah, dengan jarak tanam ideal antara 80–100 cm antar tanaman.
Pemeliharaan
Perawatan tanaman singkong meliputi penyiangan gulma, penggemburan tanah, dan pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan pupuk organik hayati Dinosaurus. Ini akan membantu tanaman singkong Anda tumbuh sehat dan optimal.
Selain itu, petani memangkas cabang untuk mengoptimalkan pertumbuhan umbi.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman singkong rentan terhadap beberapa jenis hama seperti kutu daun dan ulat grayak, serta penyakit seperti mosaik dan layu bakteri. Petani dapat mengendalikan hama dengan menggunakan pestisida organik atau kimiawi serta menjaga kebersihan lahan.
Panen
Singkong biasanya dapat dipanen setelah berumur 8–12 bulan. Hal ini tergantung pada varietas dan kondisi pertumbuhan.
Ciri-ciri singkong siap panen adalah daun mulai menguning dan rontok, serta umbi yang cukup besar dan matang. Petani memanen singkong dengan mencabut seluruh tanaman atau menggali umbinya.
Budidaya singkong yang baik akan menghasilkan umbi dengan kualitas tinggi yang dapat diolah menjadi berbagai produk seperti tepung tapioka, bioetanol, dan berbagai produk pangan lainnya.
Baca juga: 5 Jenis Tomat Paling Populer
Jenis Singkong di Indonesia
Singkong Gajah
Singkong ini dikenal dengan ukurannya yang sangat besar, sehingga diberi nama “gajah.” Varietas ini biasanya digunakan untuk kebutuhan industri karena hasil umbinya yang melimpah dan kandungan patinya yang tinggi. Jenis ini asalnya dari Kalimantan Timur.
Singkong Mangu
Petani Jawa Barat membudidayakan singkong Manggu yang terkenal dengan rasa manis dan tekstur lembut. Produsen biasanya menggunakan singkong ini untuk konsumsi langsung atau mengolahnya menjadi tape dan keripik.
Singkong Darul Hidayah
Petani sering menggunakan varietas lokal dari Lampung untuk memproduksi tepung singkong dan makanan olahan seperti keripik.