Vertikultur merupakan salah satu teknik budidaya tanaman yang dapat Anda coba. Berikut ini adalah penjelasan apa itu vertikultur, jenis, manfaat, dan cara pembuatannya.
Apa Itu Vertikultur?
Secara harfiah, vertikultur berasal dari dua kata bahasa Inggris, yakni vertical dan culture. Vertical memiliki arti tegak lurus atau menurun, sedangkan culture memiliki arti teknik.
Singkatnya, vertikultur merupakan salah satu teknik budidaya pertanian atau berkebun yang disusun secara vertikal. Berkebun dengan cara vertikal seperti ini sedang tren di banyak orang. Terutama mereka yang ingin berkebun namun terhalang lahan yang sempit.
Pengaplikasiannya pun mudah bisa dengan memanfaatkan berbagai macam bentuk wadah sebagai pot. Mulai dari pipa paralon, botol plastik bekas, polybag, dan sejenisnya.
Tanaman Apa Saja yang Bisa Ditanam?
Berkebun dengan teknik ini memungkinkan Anda menanam berbagai jenis tanaman sayur, buah-buahan dan tanaman hias. Beberapa contoh tanaman sayur adalah
- Seledri,
- Bawang,
- Cabai,
- Sawi,
- Kangkung,
- Kemangi,
- Selada, dan
- Bayam.
Sedangkan jenis buah-buahan yang bisa ditanam yakni stroberi, tomat, dan sebagainya.
Baca juga: 13 Alat Berkebun yang Praktis untuk Berkebun di Rumah Anda
Media Tanam yang Digunakan
Media Tanah
Tanah sebagai media tanam untuk metode vertikultur harus yang mengandung unsur-unsur pertumbuhan tanaman yang lengkap. Yakni tanah yang mengandung unsur hara, air, dan udara dengan keasaman (pH) 6–6,5. Tujuannya agar tanaman dapat tumbuh dengan subur dan tetap memiliki cadangan air di dalamnya.
Media Organik dan Anorganik
Selain tanah, ada media tanam organik dan anorganik sebagai solusi alternatif. Media tanam organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup seperti daun dan kulit kayu. Sedangkan media anorganik bisa berupa
- Gel,
- Pasir,
- Kerikil,
- Spons,
- Tanah liat,
- Vermikulit, dan
- Perlit.
Jenis-jenisnya
Vertikal
Sesuai dengan namanya, vertikal merupakan jenis budidaya tanaman yang disusun secara vertikal atau berdiri tegak. Cara berkebun vertikal bisa dengan memanfaatkan media penyangga seperti paralon atau pipa bekas. Jenis vertikal sangat cocok untuk Anda yang memiliki rumah dengan dinding tinggi.
Horizontal
Jenis yang kedua adalah horizontal dengan menyusun media penanaman seperti anak tangga. Medianya bisa dari batang pisang, paralon, atau rak dengan kombinasi karung bekas.
Gantung
Berkebun vertikal gantung adalah jenis yang paling umum ditemukan di berbagai tempat. Mulai dari teras-teras rumah hingga perkantoran. Cara ini dianggap yang paling mudah dan terlihat estetik. Anda hanya membutuhkan pot, botol bekas, atau serabut kelapa yang digantung menggunakan tali atau kawat.
Susun
Terakhir ada jenis susun. Sekilas jenis susun mirip dengan vertikal, perbedaannya adalah jenis susun tidak membutuhkan media penyangga. Jadi, cukup dengan menyusun pot-pot secara vertikal tanpa media penyanggah seperti jenis vertikal.
Kelebihan dan Kekurangannya
- Efisiensi lahan,
- Fleksibel atau mudah dipindahkan,
- Minim gulma,
- Minim hama,
- Lebih sedikit membutuhkan pupuk,
- Lebih estetik, dan
- Membantu menghemat pengeluaran.
Selain kelebihan, ada juga kekurangannya seperti perawatan yang lebih intensif dan biaya awal yang lebih tinggi.
Baca juga: Edible Garden di Central Market PIK
Tata Cara Pembuatan
Siapkan Wadah Tanaman
Cara pertama membuat teknik berkebun secara vertikal yakni dengan menyiapkan wadah untuk menanam tanaman. Wadah tersebut bisa berupa pot dari paralon atau botol air mineral bekas berukuran besar.
Potong paralon sepanjang satu meter dan buat lubang di setiap sisi untuk tempat tanaman. Lakukan hal yang sama pada botol, dengan melubangi sisi samping untuk tempat penanaman. Pastikan untuk membuat lubang yang tidak terlalu lebar atau sempit, yakni sekitar 3-5 cm.
Siapkan Media Tanam
Kedua, siapkan media tanam seperti tanah gembur, pupuk kompos, dan sekam. Anda bisa juga menambahkan media tanam lain seperti serbuk pakis, cocopeat, moss, dan lainnya. Campur bahan-bahan tersebut dengan perbandingan 1:1:1 lalu masukkan ke dalam pot.
Tanam Bibit Tanaman
Terakhir, Anda bisa mulai menanam bibit atau benih tanaman ke dalam pot. Jika Anda memilih benih, tanam dengan kedalaman sekitar 0.5-1 cm. Untuk bibit, tanam satu batang per lubang dengan kedalaman 3 cm. Rawat tanaman secara berkala dengan menggunakan pupuk organik hayati Dinosaurus.