Mengapa pupuk organik hayati?

Pertanyaan yang  cukup menggelitik.  Mengapa harus diangkat pertanyaan itu? Selama ini para petani hanya fokus pada  pupuk kimia bantuan pemerintah sebagai pupuk subsidi. Oleh karenanya harganya relatif terjangkau oleh para petani.  Selama puluhan tahun, sejak revolusi hijau,  para petani ini memaanfaatkan pupuk  subsidi seperti urea, kcl,  dll, untuk meningkatkan  produksi pertaniannya.  Tetapi dalam perjalananannya pupuk kimia ternyata berdampak negatif terhadap lahan. Petani berharap  dengan penambahan volume pupuk kimianya hasilnya akan meningkat, tapi hasilnya justru makin menurun.  

Menurut peraturan Departemen Pertanian  No.2 tahun 2006, pupuk hayati itu digolongkan kedalam pembenah tanah, bukan pupuk organik. Pembenah tanah itu sendiri bisa organik ataupun non organik. Pupuk hayati Dinosaurus termasuk dalam pembenah tanah organik. Dalam peraturan tersebut pupuk organik didefinisikan sebagai sekumpulan material organik yang terdiri dari zat hara (nutrisi) bagi tanaman, di dalamnya bisa mengandung organisme hidup atau pun tidak. Sedangkan pupuk hayati merupakan sekumpulan organisme hidup yang aktivitasnya bisa memperbaiki kesuburan tanah.

Dalam prakteknya bisa saja satu pupuk organik mengandung agen hayati ataupun sebaliknya. Meskipun begitu, tidak semua pupuk organik yang mengandung mikroorganisme hidup dikatakan sebagai pupuk hayati, kecuali kondisi mikroorganismenya memenuhi syarat kualitas tertentu.

Fungsi pupuk organik  hayati

Terdapat dua peran utama pupuk hayati dalam budidaya tanaman, yakni sebagai pembangkit kehidupan tanah (soil regenerator), penyubur tanah kemudian tanah dan penyedia nutrisi tanaman (Feeding the soil that feed the plant). Mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk bekerja dengan cara:

  • Penambat zat hara yang berguna bagi tanaman.

Beberapa mikroorganisme berfungsi sebagai penambat N, tanpa bantuan mikroorganisme tanaman tidak bisa menyerap nitrogen dari udara. Beberapa berperan sebagai pelarut fosfat dan penambat kalium. Aktivitas mikroorganisme membantu memperbaiki kondisi tanah baik secara fisik, kimia maupun biologi.

  • Menguraikan sisa-sisa zat organik untuk dijadikan nutrisi tanaman.
  • Mengeluarkan zat pengatur tumbuh yang diperlukan tanaman sperti beberapa jenis hormon tumbuh.
  • Menekan pertumbuhan organisme parasit tanaman.

Pertumbuhan mikroorganisme baik akan berkompetisi dengan organisme patogen, sehingga kemungkinan tumbuh dan berkembangnya organisme patogen semakin kecil.

Memahami kualitas pupuk

Beradasarkan peraturan Kementerian Pertanian, kualitas pupuk hayati bisa dilihat dari parameter berikut:

  • Jumlah populasi mikroorganisme yang hidup yang terdapat dalam pupuk harus terukur. Bila jumlahnya kurang maka aktivitas mikroorganisme tersebut tidak akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan tanaman. Tidak semua mikroorganisme memberikan pengaruh positif pada tanaman. Bahkan beberapa diantaranya bisa menjadi parasit. Hanya mikroorganisme tertentu yang bisa dijadikan sebagai pupuk hayati. Sebagai contoh, jenis Rhizobium yang bisa menambat nitrogen.  Jenis mikroorganisme ini terdapat dalam  pupuk hayati Dinosaurus, sehingga pupuk hayati Dinosaurus sangat layak dipakai  untuk mengembalikan kesuburan tanah kita.

Masa kadaluwarsa (expired)

 Seperti mahluk hidup lainnya, maka mikroorganisme tersebut memiliki siklus hidup. Apabila mikroorganisme dalam pupuk itu telah mati, maka pupuk tersebut tidak bisa dikatakan sebagai pupuk hayati. Untuk memperpanjang siklus hidup tersebut, produsen pupuk biasanya mengemas mikroorganisme tersebut dalam keadaan dorman.

Produsen yang benar dan jujur seharusnya mencantumkan tanggal kadaluarsa dalam kemasannya .

Jenis-jenis pupuk hayati

Dewasa ini dikenal dua jenis pupuk hayati dilihat dari kandungan mikroorganismenya, yaitu pupuk dengan mikroorganisme tunggal dan mikroorganisme majemuk. Pupuk dengan mikroorganisme tunggal hanya mengandung satu jenis mikroba yang memiliki satu fungsi, semisal mikroba dari jenis Rhizobium sebagai penambat nitrogen. Sedangkan pupuk dengan mikroorganisme majemuk biasanya memiliki lebih dari tiga jenis mikroba.

Di Indonesia pupuk hayati yang beredar dipasaran kecenderungannya dari jenis mikroorganisme majemuk seperti halnya pupuk  organik hayati Dinosarus.  

Penggunaan pupuk hayati

Pada tanah yang miskin kandungan organik, ada kemungkinan mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk hayati itu mati dan tidak berkembang. Oleh karena itu selalu disarankan agar penggunaannya pada tanah yang miskin kandungan organik sebaiknya dikombinasikan dengan penggunaan pupuk kompos, pupuk hijau, pupuk kandang atau pupuk organik lainnya sehinga proses  penyuburan tanah bangkit kembali.*** (Dari beberapa sumber).

Chinese (Simplified)EnglishIndonesian
×