Setiap orang termasuk para petani ingin sejahtera secara berkelanjutan, tapi kenapa tidak melakukan pertanian organik? Sejak revolusi hijau, lahan pertanian kita dihajar dengan pupuk kimia. Saat ini petani menderita karena efek negatif dari pupuk kimia. Pertanian terus mengalami kemunduran, sementara itu pemakaian pestisida tak henti-hentinya dibuang ke lahan pertanian. Apa akibatnya? Hama silih berganti. Tak henti-hentinya hama itu menyerang lahan pertanian. Apakah ini sungguh disadari oleh para petani kita? Pada hal pertanian menjadi soko guru hidup bangsa ini. Tanpa ada sektor pertanian, maka yang kita makan setiap harinya berasal dari mana? Orang kita makan dari mana kalau tidak dari pertanian. Mungkin ada yang berteriak “ Impor?”
Banyak orang saat ini mau memperoleh produk-produk yang baik dan berkualitas. Tapi kalau disuruh membayai lebih tidak mau? Terus maunya apa sih? Bahkan saat ini antara beras organik (sertifikat) dengan beras biasa (pupuk anorganik) harganya sudah berbeda. Dan makan nasi dari beras organik juga sangat beda rasanya. Beras organik rasanya “nyampleng”. Tidak perlu memakai lauk yang bermacam-macam, katakan dengan sambel dan ikan asin eunak tenan. Ini pengalaman pribadi penulis ini. Bukan omong kosong.
Jadi saat ini sudah saatnya untuk mulai membenahi pertanian kita. Kita harus kembali ke pertanian organik. Pertanian organik sangat ramah lingkungan dan menyehatkan tanah kita dan menyehatkan tubuh kita. Karena tidak ada kandungan kimia yang berakibat efek negatif terhadap kesehatan dan lingkungan kita. Saya tidak anti terhadap pupuk anorganik (kimia), cuma efek negatifnya sangat kentara terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Kita berharap para petani nantinya sejahtera setelah kembali ke awal semua pertanian kita yakni pupuk organik. Seperti kita ketahui bahwa pupuk organik sangat dibedakan dengan pupuk hayati. Pupuk hayati ini lebih diarahkan sebagai pupuk cair pembenah tanah, karena kandungan pupuk ini adalah bakteri (mikroba). Bakteri inilah yang mengurai tanah menjadi gembur. Tanpa bakteri tanah akan mati dan rusak sehingga tidak mungkin meningkatkan produksi pertanian. Dengan pemakain pupuk hayati ini, pembenahan tanahnya jauh lebih cepat dari pada pupuk organik biasa. Mengapa? Karena bakteri pupuk ini segera bekerja selama 24 jam non stop untuk menggemburkan tanah. Sementara dengan pupuk organik biasa dibutuhkan waktu beberapa saat sebelum pupuk ini menjadi bakteri.
Barangkali ada yang belum jelas tentang pupuk hayati dengan kandungan bakteri ini. Pernahkah kita minum minuman Yakult. Kandungan Yakult ini bakteri. Tapi ini bakteri yang baik untuk kesehatan tubuh manusia. Nah kalau Yakult untuk kesehatan tubuh, demikian bakteri pupuk hayati untuk kesehatan tanaman. Tanaman pun harus sehat, sehingga tidak mudah diserang oleh hama yang saat ini jumlah dan jenis sangat bervariasi.
Sistem pertanian organik memiliki peluang yang besar dan berkelanjutan untuk petani, walau pun tidak semudah membalik telapak tangan. Dengan pertanian organik, para petani akan melihat sisi peluang untuk menentukan masa depannya. Saat ini memang ada sejumlah kaum muda yang tertarik dengan pertanian, tetapi belum massal. Tapi sudah mulai walau secara sporadis. Tentu kita juga menghimbau pemerintah untuk membantu mengembangkan pertanian organik.
Kalau pertanian organik berhasil dan ini sudah menyebar ke seluruh nusantara, maka pemerintah tidak harus memberikan subsidi untuk pupuk kimia seperti saat ini. Tidak ada salahnya kalau pemerintah mendorong pihak swasta untuk terus menghasilkan pupuk organik termasuk pupuk hayati, agar pertanian kita sehat secara produk dan lingkungan.
Kita dapat belajar pertanian organik seperti negara gajah putih Thailand. Hampir seluruh kegiatan pertanian dengan sistem organik. Dan hampir semua negara maju pemakaian pupuk kimia terus dikurangi dan bahkan diakhiri sama sekali.
Pertanian organik merupakan peluang yang besar, walau pada saat awalnya tidak begitu berjalan mulus. Tapi harus dimulai. Harus ada action. Kita sudah menyaksikan betapa efek negatif pupuk kimia terhadap dunia pertanian kita. Kini saatnya kita action, mumpung masa tanam sedang dimulai dengan curah hujan yang memadaia saat ini. Mari bertani yang sehat, supaya hasil produksinya sehat dan juga ramah lingkungan. Kita semua harus merawat bumi ini dengan baik. Salam dino.-*** (js).
Baca juga Kunci Keberhasilan Pertanian Adalah Memilih Pupuk yang Tepat
Ping-kembali: Kembalilah ke pupuk kandang sebagai pupuk organik –
Ping-kembali: Pemakaian pupuk organik membantu mengurangi beban subsidi pemerintah