Suhu bumi meningkat, membuat cuaca terasa makin panas. Ternyata, fenomena tersebut bukan fenomena biasa. Bahkan, fenomena tersebut berdampak pada industri pertanian. Bumi yang makin panas mengancam ketahanan pangan masyarakat dunia. Selain itu, kesejahteraan petani juga terdampak.
Apa itu perubahan iklim?
Menurut PBB, perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Awalnya, perubahan iklim terjadi secara alami. Namun, akibat kemajuan peradaban, perubahan iklim pun terjadi karena aktivitas manusia.
Mengapa perubahan iklim terjadi?
Bumi mendapatkan panas dari matahari. Sebagian panas tersebut diserap, sebagian lagi dipantulkan kembali ke luar angkasa. Panas itu berwujud gelombang radiasi infra merah. Namun, panas itu terperangkap di atmosfer tanpa bisa benar-benar keluar. Sebab, panas tersebut terhalang gas rumah kaca.
Umumnya gas rumah kaca terdiri dari
- Karbon dioksida (CO2);
- Metana (CH4); dan
- Nitrogen (N2O).
Gas rumah kaca memantulkan kembali panas tersebut ke permukaan bumi. Akibatnya, suhu permukaan bumi pun naik dan cuaca terasa makin panas. Panas tersebut pun membuat air menguap lebih banyak. Air yang naik terperangkap di atmosfer menjadi gas rumah kaca. Hal ini menjadi efek umpan balik.
Gas rumah kaca juga dihasilkan dari aktivitas gunung berapi dan kebakaran hutan. Kebakaran hutan dapat terjadi secara alami pada musim kemarau akibat cuaca yang terlalu panas. Hal ini menyebabkan daun dan ranting pohon menjadi lebih mudah terbakar. Akibatnya, asap kebakaran hutan menghasilkan gas rumah kaca.
Terperangkapnya gas rumah kaca di atmosfer tak hanya terjadi secara alami. Gas rumah kaca juga meningkat akibat aktivitas manusia. Salah satunya adalah penggunaan bahan bakar fosil seperti gas dan minyak bumi.
Bagaimana dampak perubahan iklim bagi pertanian?
Perubahan iklim memengaruhi perkembangbiakan tanaman dan hewan. Akibatnya, petani terancam gagal panen. Bahkan, beberapa bahan pangan diramalkan akan punah akibat perubahan iklim.
Perubahan iklim tak hanya merugikan petani, tetapi juga membahayakan umat manusia. Perubahan iklim mengancam ketahanan pangan.
Bahan pangan yang akan punah akibat perubahan iklim
- Kopi
Perubahan iklim mengakibatkan meningkatnya penyakit yang menyerang tanamn kopi. Akibatnya, kualitas dan produksi kopi pun menurun. Permintaan kopi terhadap petani menurun, membuat petani rugi.
- Teh
Penanaman teh menjadi terganggu karena cuaca yang tak bisa diprediksi. Pada banyak lahan perkebunan teh, hujan jarang turun dan kekeringan berlangsung dalam waktu lama. Bahkan, hujan es kadang-kadang turun. Hujan es merusak perkebunan teh. Akibatnya petani terancam gagal panen.
- Coklat
Coklat hidup di area dengan panas tinggi sepanjang tahun dan kondisi seperti di hutan hujan. Namun, perubahan iklim membuat suhu rata-rata di daerah penanaman coklat menjadi terlalu tinggi. Tanaman coklat pun lebih mudah gagal panen. Akibatnya, petani harus memindahkan lahan perkebunan coklat ke tanah yang lebih tinggi.
- Alpukat
Alpukat membutuhkan air yang sangat banyak. Satu pohon alpukat dapat mengonsumsi 70 liter air. Akibatnya, menanam alpukat menjadi kurang ramah lingkungan. Petani tak bisa menanam tanaman lain di lahan yang sama karena alpukat telah menghabiskan pasokan airnya. Negara-negara yang memproduksi alpukat juga dilanda kekeringan sehingga hasil panen menurun. Naiknya permukaan air laut membuat salinitas tanah makin tinggi juga berpengaruh buruk terhadap hasil panen alpukat.
- Madu
Madu terancam punah karena kematian lebah. Penggunaan pestisida ternyata berdampak pada kematian koloni lebah. Selain itu, koloni lebah juga lebih mudah terserang penyakit dan parasit akibat perubahan iklim. Jika koloni lebah benar-benar punah, maka madu pun akan ikut punah.
- Pisang
Suhu bumi yang makin meningkat membuat jamur mudah berkembang biak. Jamur ini mematikan bagi tanaman pisang. Selain itu, kualitas tanah juga ikut menurun, membuat kualitas pisang terdampak. Pisang juga menjadi semakin lemah karena serangan patogen lainnya.
- Kacang
Tanaman kacang membutuhkan cuaca yang hangat dan konsistem selama lima bulan. Selain itu, tanaman kacang membutuhkan asupan air yang tepat. Namun, perubahan iklim membuat cuaca sulit diprediksi. Bila curah hujan terlalu sedikit, tanaman kacang gagal berkecambah. Namun, bila curah hujan terlalu tinggi, kacang dapat berjamur dan gagal dipanen.
- Kentang
Tanaman kentang terancam punah karena kenaikan suhu bumi. Akibatnya, lahan yang ada menjadi kurang cocok untuk menanam kentang. Selain itu, kekeringan juga membuat tanaman kentang mati. Kentang juga terancam oleh penyakit dan jamur.
- Ikan
Ikan juga menjadi salah satu yang terdampak oleh perubahan iklim. Jika suhu bumi terus naik, maka sekitar 60% spesies di lautan dapat punah. Selain itu, ikan-ikan juga menjadi lebih mudah mati karena sampah plastik yang mencemari lautan. Ikan-ikan tersebut mengonsumsi plastik dan mati.
- Stroberi
Kenaikan suhu bumi membuat bunga stroberi terlambat berbunga, bahkan gagal. Hal ini memengaruhi hasil panen petani stroberi.
- Buncis
Tanaman yang dapat punah akibat kenaikan suhu, kekeringan, dan serangan hama. Buncis hidup pada suhu 20–250C. Bila suhunya terlalu tinggi, proses respirasinya akan lebih tinggi dibanding proses fotositesisnya. Kualitas hasil panen dapat turun. Bahkan, petani dapat gagal panen.
- Kedelai
Kedelai tak hanya makanan bergizi bagi manusia, tetapi juga untuk hewan ternak. Namun, perubahan iklim membuat produksi kedelai turun. Kedelai terdampak akibat suhu yang naik, permukaan air laut yang naik, dan kekeringan.
- Ceri
Kenaikan suhu bumi membuat bunga ceri mekar terlalu cepat. Sebaliknya, ketika perubahan iklim membuat cuaca sulit diprediksi, bunga ceri juga dapat mekar terlambat. Karena itu ceri sangat rentan terhadap kepunahan.