Jika tanaman Anda kering, layu, bahkan mati walau sudah dipupuk artinya ada yang salah dalam pemberian pupuknya. Hal ini sangat mungkin terjadi, terutama bagi Anda yang baru mulai bercocok tanam. Anda mungkin belum terbiasa merawat tanaman atau belum memahami betul karakteristik tanaman tersebut.
Artikel ini akan membahas kesalahan pemupukan yang sering dilakukan oleh pemula. Sebab, memberikan pupuk saja tak cukup. Anda perlu memahami cara pemberian pupuk yang tepat sehingga tanaman dapat tumbuh optimal.
Baca juga : Apa Itu Pupuk Organik Hayati dan Bagaimana Manfaatnya Bagi Pertanian
Kelebihan pupuk
Pernah mendengar istilah fertilizer burn? Fertilizer burn adalah istilah ketika tanaman terbakar atau hangus. Namun, tanaman tersebut terbakar oleh pupuk. Tanaman menajdi terbakar karena kelebihan diberi pupuk. Ciri-ciri tanaman yang terbakar adalah
- daun tanaman menjadi kuning kecoklatan
- daun tanaman berguguran
- akar lemas dan menghitam
- pertumbuhan tanaman terhambat
Hal ini biasanya dilakukan oleh pemula yang ingin segera melihat hasil baik pada tanamannya. Padahal, pemberian pupuk sudah memiliki dosisnya masing-masing. Sebaiknya Anda mengikuti petunjuk penggunaan pupuk yang tertera di label kemasan.
Mengapa pemberian pupuk berlebih menyebabkan tanaman terbakar? Sebab, pupuk memiliki kandungan garam. Jika garam terlalu banyak, garam itu dapat menarik kelembapan dari tanaman.
Baca juga : 7 Langkah Mudah Berkebun di Rumah
Kekurangan pupuk
Selain terbakar karena kelebihan pupuk, tanaman juga dapat kekurangan pupuk. Tanaman yang kekurangan pupuk memiliki ciri-ciri
- daun kuning, mengering, dan rontok
- ukuran daun lebih kecil
- bercak hangus
- daun keriting
- daun lebih muda dan tidak segar
Oleh karena itu, Anda harus memberikan pupuk sesuai kebutuhan tanaman. Sebelum memberikan pupuk, Anda dapat melakukan uji tanah terlebih dahulu. Uji tanah sederhana dapat Anda lakukan dengan melakukan uji lampu.
Tanah yang kurang subur dan membutuhkan lebih banyak pupuk akan menghasilkan nyala lampu lemah. Sebaliknya, tanah yang sudah subur menghasilkan nyala lampu sangat terang.
Salah pupuk
Setiap jenis pupuk memiliki manfaat yang berbeda dan hasil yang berbeda pula jika diaplikasikan pada tanaman. Setiap tanaman juga memiliki kebutuhan pupuk yang berbeda sehingga tak bisa dipukul rata. Jika Anda merawat beragam tanaman, bedakan pemberian pupuknya berdasarkan kebutuhan masing-masing tanaman.
Pertimbangan juga cara pelepasan unsurnya. Pupuk organik merupakan jenis pupuk slow release. Ia lepas dengan lambat, tetapi dapat memberi makanan dalam waktu panjang. Pupuk anorganik memiliki dampak sebaliknya.
Melupakan ph tanah
Pemberian pupuk menjadi percuma jika Anda tidak memperhatikan ph tanah. Bila ph tak seimbang, tanaman pun jadi sulit menyerap nutrisi. Tanah dengan ph terlalu tinggi membutuhkan sulfur, aluminium sulfat, dan besi. Sementara tanah dengan ph terlalu rendah membutuhkan kapur.
Untuk mengetahui ph tanah, Anda dapat melakukan pengujian. Pengujian ph dapat dilakukan menggunakan kertas lakmus, ph meter, atau menggunakan kunyit. Anda dapat memotong kunyit sebesar jari telunjuk. Kemudian, masukkan kunyit ke dalam tanah basah selama 30 menit.
Bila kunyit menjadi pudar, artinya tanah terlalu asam. Jika kunyit menjadi biru, artinya tanah terlalu basa. Namun, Anda tidak dapat mengetahui angka pasti ph tanah jika melakukan tes hanya dengan kunyit.
Waktu yang salah
Ada tiga waktu yang tepat untuk memberikan pupuk pada tanaman. Tanaman sebaiknya diberi pupuk saat awal masa penanaman, pertumbuhan, dan masa berbuah. Sebab, tanaman membutuhkan waktu untuk menyerap nutrisi dari pupuk. Jika terlambat memberikan pupuk, bisa jadi tanaman sudah terlalu lemah. Akibatnya, penyerapan nutrisi menjadi kurang optimal.
Hanya fokus pada NPK
NPK memang penting, tetapi unsur hara mikro lainnya juga penting. Anda perlu mencukupi kebutuhan hara mikro tanaman seperti
- tembaga
- boron
- seng
- besi
- molibdenum
- mangan
- khlor
Untuk memenuhi kebutuhan hara makro dan mikro tanaman Anda secara seimbang, gunakan pupuk organik hayati Dinosaurus.
Baca juga : 7 Jenis Pupuk Organik dan Anorganik, Mana yang Terbaik?
Ping-kembali: 6 Penyebab Gagal Panen – Pupuk Organik Hayati Dinosaurus