Walau pupuk hayati sudah mulai dikenal oleh para petani, tetapi ternyata petani tidak serta merta berpindah hati. Selama ini para petani sangat menggantungkan pada pupuk kimia untuk meningkatkan produksi panennya. Para petani masih belum sadar bahwa pemakaian pupuk kimia yang berlebihan, dan kemudian ditambah dengan pemakaian pestisida (juga berbasis kimia) selain dapat merusak lingkungan juga dapat mempengaruhi kesehatan kita. Untuk itu kita harus melakukan pertanian dengan lebih ramah lingkungan demi meningkatkan produksi pangan Indonesia.
Seperti kita ketahui bahwa salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan produksi pangan Indonesia antara lain dengan pembenahan lahan tanah. Lahan yang sudah tahunan diforsir untuk memproduksi pangan, perlu dibenahi terlebih dahulu. Dalam hal meningkatkan produksi panenan selama ini para petani lebih suka mengandalkan pupuk kimia. Mengapa mereka lebih suka memakai pupuk kimia, karena hasilnya cepat dirasakan dibandingkan dengan pemakaian pupuk lainnya.
Tentang efek pemakaian pupuk kimia yang berlebihan umumnya petani tidak terlalu peduli karena sebagian besar petani kita adalah petani penggarap. Dengan kata lain, kebanyakan petani saat ini adalah bukan pemilik lahan tanahnya.
Seperti diketahu bersama bahwa pemakaian pupuk kimia secara terus menerus dengan dosis yang tidak terkendali, akan menyebabkan lahan pertanian menjadi rusak karena residu pupuk kimia yang tertinggal di dalam tanah. Kitas tahu juga bahwa pupuk kimia itu disubsidi pemerintah. Bisa jadi mikroorganisme pengurai tanah sudah mati, dan ini mengakibatkan tanah menjadi keras atau retak-retak.
Saat ini dengan dikembangkan bio teknologi, maka para petani boleh bersukacita dengan diketemukannya mikroba (mikroorganisme)sebagai pembenah tanah. Salah satu alternatif dalam menyiasati masalah tersebut adalah dengan pemanfaatan mikroorganisme tanah yang dapat digunakan sebagai pupuk hayati dan pupuk organik.
Mikroba sebagai pupuk hayati dengan kandungan bioaktif yang dimilikinya dapat berperan sebagai penyubur tanah dan dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman. Tidak hanya itu, dapat pula menstimulasi sistim perakaran agar berkembang sempurna.
Kelompok mikroba sebagai agensia hayati yang banyak digunakan dalam pupuk hayati antara lain Azotobacter Sp, Lactobacillus Sp, Alkaligenes sp, Rhizobium Sp, Azospirillum sp, bacillus, dan ada beberapa nama mikroba lainnya.
Mikroba yang berfungsi sebagai bioaktivator, dapat mengoptimalkan kandungan yang ada dalam limbah bahan organik dengan cara merombaknya dalam waktu yang relatif singkat menjadi hara yang sederhana yang dapat diserap oleh tanaman.
Gambaran pupuk hayati itu sangat nyata seperti pada pupuk hayati Dinosaurus. Mikroba yang ada dalam kandungan pupuk Dinosaurus adalah mikroorganisme lengkap, jadi bukan tungal. Karena lengkap, maka mirkorganisme yang ada dalam pupuk Dinosaurus majemuk (banyak). Karena kandungan mikroba cukup lengkap sehingga dalam pupuk hayati Dinosaurus tersimpan hara makro dan mikro. Hanya sewaktu pupuk itu tersimpan dalam kemasannya mikroba ini bersifat “dormant” (tidur, atau tidak aktif). Tapi bila pupuk itu dicampur dengan air dan kemudian disiramkan ke tanah, maka mikroba tadi akan segera aktif bekerja selama 12 jam non stop.
Pemakaian pupuk hayati sebagai pupuk organik pastinya tidak akan merusak lingkungan, dan bahkan akan meningkatkan kesuburan tanah. Kesuburannya akan terjaga dan karena mikroorganisme terus terjaga, dan membuat tanaman menjadi subur.
Pupuk hayati Dinosaurus yang saat ini mulai berkembang sudah terbukti dapat meningkatkan produksi panen. Jadi untuk petani yang mau memulai musim tanam, benahilah lahan tanah pertaniannya dengan baik. Untuk lebih cepat terserap oleh tanah, ya pakailah pupuk hahati pembenah seperti halnya pupuk cair Dinosaurus. Namun demikian belum semua petani sadar betapa pemakaian pupuk kimia yang berlebih bukannya meningkatkan produksi tetapi justru sebaliknya tanah makin tidak berproduksi.
Kehadiran pupuk hayati (Dinosaurus) sebagai pembenah tanah harusnya itu menjadi peluang bagi para petani untuk mmprtbaiki lahan tanah yang sudah lama rusak dan berusaha menjaga agar lahan tanah kita tetap subur. Oleh karena itu sangat diharapkan dalam musim tanam yang segera tiba, mari benahi lahan tanah entah itu sawah atau perkebunan dengan memakai pupuk hayati sebagai pembenah lahan tanah kita. Salam dino.***
Baca juga Apakah pertanian organik itu berkah?