Anda pasti pernah mendengar taman toga. Taman toga (tanaman obat keluarga) merupakan tanaman yang dibudidayakan sebagai obat. Tanaman ini digunakan sebagai alternatif pengobatan bagi anggota keluarga Anda. Taman toga terdiri dari berbagai jenis herbal yang dikenal secara umum oleh masyarakat Indonesia. Contohnya adalah jahe dan kunyit.
Popularitas taman toga meningkat sejak pandemi. Orang-orang mulai menyadari pentingnya untuk mengonsumsi herbal sebagai salah satu cara meningkatkan imunitas. Artikel ini akan memberikan Anda panduan bagaimana cara menanam tanaman herbal di rumah.
Sejarah taman toga
Sejak 5000 tahun lalu, bangsa Sumeria (kini Irak) telah membuat catatan mengenai penggunaan obat tradisional menggunakan bahan herbal. Beberapa herbal yang populer di kalangan Bangsa Sumeria adalah daun salam, jintan, dan timi. Bangsa China telah menggunakan ramuan herbal sejak 8000 tahun lalu.
Di Indonesia, terdapat jejak-jejak nenek moyang yang menunjukkan penggunaan herbal sebagai obat tradisional. Relief Candi Borobudur menunjukkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia senang minum jamu. Beberapa herbal tersebut adalah kecubung dan lontar.
Jacobus Rontius (1592–1631), seorang botanikus asal Belanda, menulis buku tentang tanaman herbal di Indonesia. Buku berjudul De Indiae Untriusquere Naturali et Medica menyebutkan 60 jenis tanaman obat. Buku tersebut menjadi cikal bakal berdirinya laboratorium tanaman herbal di Kebun Raya Bogor.
Cara menanam tanaman obat keluarga
Baca juga: Urban Farming, Memenuhi Kebutuhan Pangan di Tengah Sempitnya Lahan Perkotaan
- Kunyit
Potong rimpang kunyit kecil-kecil. Setiap potong terdiri dari 2–3 tunas. Tanam di tanah yang lembap sedalam 5 cm dengan posisi tunas menghadap ke atas. Kunyit menyukai tempat yang teduh sehingga hindari terkena matahari terik. Kunyit dapat tumbuh optimal pada suhu 20–35oC. Setelah 8–10 bulan ditanam, kunyit dapat dipanen.
Kunyit memiliki manfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mengobati radang, dan meringankan nyeri. Kunyit juga salah satu tanaman herbal terpopuler di dunia.
- Jahe
Potong rimpang jahe sehingga tiap potongnya terdiri dari 3–5 tunas. Basahi rimpang, kemudian simpan di tempat tertutup hingga berkecambah. Rimpang jahe akan siap disemai 2 minggu kemudian setelah muncul 3–5 daun sejati. Lalu tanam di dalam tanah sedalam 5 cm di tempat yang teduh dengan tunas menghadap ke atas.
Jahe akan siap ditanam untuk obat setelah 10 bulan ditanam. Namun, untuk kebutuhan memasak, Anda dapat memanennya setelah 4 bulan ditanam. Ciri-ciri jahe yang siap tanam adalah memiliki daun kuning mengering. Jahe bermanfaat untuk menurunkan gula darah, melawan infeksi, dan meredakan vertigo.
- Kencur
Pilih kencur yang sudah tua. Ambil ujungnya dengan jumlah minimal 2 tunas. Kemudian, letakkan di tempat gelap agar rimpang kencur mengeluarkan tunas. Lalu pindahkan kencur ke media tanam dan tanam sedalam 7 cm. Tunas harus menghadap ke atas.
Kencur harus mendapat sinar matahari yang cukup agar dapat tumbuh optimal. Tanahnya tidak boleh kering atau terlalu basah. Kencur siap Anda panen 8–12 bulan kemudian. Manfaat kencur adalah meningkatkan nafsu makan, menurunkan kolesterol, dan sumber antioksidan.
- Temulawak
Potong rimpang temulawak sehingga tiap potong memiliki 2–3 tunas. Kemudian, jemur selama 3 jam per hari. Lakukan selama 5 hari. Rimpang ini minimal memiliki panjang 10 cm. Kemudian tanam di dalam tanah dengan tunas menghadap ke atas.
Ketika awal ditanam, temulawak dapat disiram dua kali sehari. Saat tanaman sudah tumbuh besar, cukup disiram sehari sekali. Temulawak siap Anda panen 8–10 bulan setelah ditanam. Temulawak dapat mencegah infeksi, meningkatkan imunitas tubuh, dan mengatasi gangguan pencernaan.
Baca juga: Apa Itu Ecofarming dan Bagaimana Manfaatnya
- Lengkuas
Pilih induk lengkuas yang sudah tua lalu jemur selama 1–1,5 bulan. Kemudian patahkan dengan setiap patahan mengandung 3–4 tunas. Masukkan bibit lengkuas ke dalam larutan fungisida dan keluarkan. Lalu, masukkan bibit lengkuas ke dalam abu sekam selama 2–4 minggu. Bibit siap didiamkan selama 1 minggu di tempat gelap hingga berkecambah.
Setelah berkecambah, lengkuas dapat dipindah ke media tanam dan disiram secukupnya. Lengkuas dapat dipanen 10–11 bulan setelah ditanam. Lengkuas bermanfaat untuk meredakan nyeri, meningkatkan kesuburan, dan menghambatkan perkembangan virus.
- Seledri
Pilih seledri yang sehat dan berbatang besar. Kemudian potong batang seledri sepanjang 5 cm dari ujungnya. Rendam dalam botol, mangkok, atau wadah lain sedalam 3 cm. Diamkan selama seminggu hingga muncul batang-batang baru kemudian pindahkan ke media tanam. Ketika awal ditanam, siram 1–2 kali per hari. Namun setelah bertumbuh, siram hanya 2–3 kali seminggu.
Seledri tidak boleh tumbuh di tanah becek. Seledri siap dipanen 130–140 hari setelah ditanam. Manfaat seledri adalah menurunkan tekanan darah, mengobati asam urat, dan batuk.
- Sirih
Anda dapat menanam sirih dengan teknik stek. Pertama, potong batang sulur sirih yang sudah tua. Kemudian, simpan batang sulurnya ke dalam air. Pastikan bahwa daun tetap kering dan tidak terendam. Lalu biarkan hingga muncul akar-akar serabut pada batang sulur tersebut. Setelah itu, baru pindahkan sirih ke media tanam.
Sirih bersifat antibakteri, menghentikan mimisan, dan mengobati luka. Rebusan daun sirih juga banyak digunakan perempuan untuk membersihkan organ kewanitaannya. Daun sirih dapat dipanen setelah ditanam minimal 6 bulan. Untuk memanen, pilih daun sirih yang memiliki 3–4 ruas.
Greetings! Very useful advice in this particular article! Its the little changes that will make the largest changes. Many thanks for sharing!