budidaya di lahan gambut

Teknik Budidaya di Lahan Gambut

Lahan gambut merupakan jenis tanah yang basah. Lahan ini terbentuk dari material organik seperti sisa pohon, rumput, lumut, dan jasad hewan yang membusuk di dalam tanah. Karena Indonesia memiliki lahan gambut yang luas, Anda perlu mengetahui teknik budidaya di lahan gambut.

Mengenal Lahan Gambut

Ciri-ciri lahan gambut adalah

  • Memiliki lapisan gambut dengan ketebalan lebih dari 40 cm,
  • Mengandung bahan organik lebih dari 30 cm jika berlempung, dan
  • Mengandung bahan organik lebih dari 20 cm jika tak berlempung.

Lahan gambut dapat ditemukan di dataran tinggi, sungai, cekungan, hingga pantai. Semakin tipis lapisan gambut, semakin mungkin Anda menggunakannya sebagai lahan bercocok tanam. Sebaliknya, semakin tebal lapisan gambut, lahan tersebut semakin tak ideal untuk ditanami.

Selain itu, lahan gambut yang dapat Anda manfaatkan untuk bercocok tanam perlu memiliki kadar abu tinggi. Semakin tinggi kadar abunya, semakin subur lahannya. Lahan gambut dapat banyak Anda temukan di Sumatera dan Kalimantan.

Baca juga: Pemakaian Pupuk Organik Mengurangi Beban Subsidi Pemerintah

Teknik Budidaya dengan Sistem Surjan

Pertama, ketahui dulu jenis lahan gambut yang akan Anda gunakan untuk bercocok tanam. Pilihlah lahan gambut dengan lapisan gambut yang dangkal. Biasanya, teknik budidaya ini dilakukan oleh petani di Kalimantan dan Sumatera.

Teknik budidaya yang dapat Anda gunakan adalah teknik surjan. Teknik surjan adalah sistem budidaya campuran yang ciri-cirinya adalah perbedaan ketinggian permukaan bidang tanam. Perbedaan ketinggian minimal 50 cm.

Ada dua jenis lahan yang berbeda ketinggian di sistem surjan. Pertama adalah lahan tabukan yaitu lahan yang tergenang air. Lahan ini dapat Anda tanami padi atau dicampur menjadi kolam ikan (mina padi). Kedua adalah lahan guludan yaitu lahan kering yang lebih tinggi posisinya. Anda dapat menanaminya palawija, buah, atau tanaman tahunan.

Baca juga: 5 Cara Menanam Kedelai Agar Produktivitas Tinggi

Biasanya, lahan gambut identik dengan kelapa sawit. Namun, ada tanaman lain yang dapat Anda tanam di lahan gambut. Tanaman yang cocok ditanam di lahan gambut antara lain

  • Singkong,
  • Kedelai,
  • Jagung, dan
  • Kacang tanah.

Cara Mengolah Lahan Gambut dengan Sistem Surjan

Lahan gambut yang berada di hutan akan lebih sulit diolah. Lahan ini perlu Anda siapkan dalam waktu dua tahun untuk proses pencucian, pengeringan, dan pematangan tanah. Proses pengolahan lahan gambut yang bersemak belukar akan lebih cepat.

Buat parit untuk mengelilingi lahan yang akan Anda tanami. Gali tanah yang akan Anda jadikan lahan tabukan. Tanah bekas galian dapat Anda tumpuk untuk menjadi lahan guludan. Luasnya dapat disesuaikan dengan tanaman yang akan Anda tanam.

Guludan dan tabukan ini membujur dari timur ke barat agar tanaman mendapat cukup sinar matahari. Buat juga parit cacing dengan arah melintang pada guludan untuk mengeluarkan sisa air. Sementara itu, lahan tabukan harus Anda olah hingga berlumpur sehingga siap ditanami padi. Lahan guludan dibiarkan tetap rata dan lembap.

Selanjutnya, benih padi yang telah ditanam di bedengan dipindahkan ke lahan tabukan. Lakukan pemeliharaan seperti pada lahan pertanian umumnya. Anda perlu memberi pupuk, menyiangi, dan membersihkan gulma. Berikan pupuk organik hayati Dinosaurus agar padi tumbuh optimal dan lahan lebih produktif.

Pada guludan pastikan tanah gembur agar memiliki air, oksigen, dan zat hara yang mencukupi. Caranya dengan mencangkulnya kemudian meratakannya. Lahan juga harus dijaga tetap lembap, tidak basah maupun tidak kering. Tinggi air tanah harus di bawah akar tanaman yang Anda tanam di guludan.

Perlu Anda perhatikan bahwa lahan gambut memiliki tingkat keasaman tinggi. Selain pemberian pupuk, berikan juga kapur. Caranya dengan menyebarkan kapur dolomit pada lahan. Penambahan kapur juga dapat meningkatkan zat hara pada tanah.

2 komentar untuk “Teknik Budidaya di Lahan Gambut”

    1. Thank you for visiting our site. So glad that you enjoyed our writing. We really hope you read our other articles. Once again, thank you.

Komentar ditutup.

Chinese (Simplified)EnglishIndonesian
×